Selasa, 28 Desember 2010

Disaster

What is disaster

A disaster is either a natural or man-made hazard , which has come to fruition, resulting in an event of substantial extent causing significant physical damage or destruction, loss of life, or drastic change to the natural environment. It is classified as either a natural disaster or a man-made disaster. A disaster can be ostensive defined as any tragic event with great loss stemming from events such as earthquakes, floods, catastrophic accidents, fires, or explosions.
In contemporary academia, disasters are seen as the consequence of inappropriately managed risk. These risks are the product of hazards and vulnerability. Hazards that strike in areas with low vulnerability are not considered a disaster, as is the case in uninhabited regions.

Etymology

The word derives from Middle French désastre and that from Old Italian disastro, which in turn comes from the Greek pejorative prefix δυσ-, (dus-) "bad" + ἀστήρ (aster), "star". The root of the word disaster ("bad star" in Greek) comes from an astrological theme in which the ancients used to refer to the destruction or deconstruction of a star as a disaster.

Classification

Researchers have been studying disasters for more than a century, and for more than forty years disaster research has been institutionalized through the University of Delaware's Disaster Research Center. The studies reflect a common opinion when they argue that all disasters can be seen as being human-made, their reasoning being that human actions before the strike of the hazard can prevent it developing into a disaster. All disasters are hence the result of human failure to introduce appropriate disaster management measures. Hazards are routinely divided into natural or human-made, although complex disasters, where there is no single root cause, are more common in developing countries. A specific disaster may spawn a secondary disaster that increases the impact. A classic example is an earthquake that causes a tsunami, resulting in coastal flooding.

Natural disaster

A natural disaster is the effect of a natural hazard (e.g., flood, tornado, hurricane, volcanic eruption, earthquake, or landslide). It leads to financial, environmental or human losses. The resulting loss depends on the vulnerability of the affected population to resist the hazard, also called their resilience. This understanding is concentrated in the formulation: "disasters occur when hazards meet vulnerability." A natural hazard will hence never result in a natural disaster in areas without vulnerability, e.g. strong earthquakes in uninhabited areas. The term natural has consequently been disputed because the events simply are not hazards or disasters without human involvement A concrete example of the division between a natural hazard and a natural disaster is that the 1906 San Francisco earthquake was a disaster, whereas earthquakes are a hazard. This article gives an introduction to notable natural disasters, refer to the list of natural disasters for a comprehensive listing.

Man-made disaster


Man-made disasters are disasters resulting from man-made hazards (threats having an element of human intent, negligence, or error; or involving a failure of a man-made system), as opposed to natural disasters resulting from natural hazards. Man-made hazards or disasters are sometimes referred to as anthropogenic.

Continue Reading...

Jumat, 24 Desember 2010

Fakta-fakta Singkat mengenai testing dan konseling HIV

Apa yang disebut dengan tes HIV itu?

Sebuah tes HIV adalah sebuah pengujian yang dapat mengungkapkan apakah HIV ada di dalam tubuh. Tes HIV yang biasa dilakukan mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh guna melawan HIV, karena adalah jauh lebih mudah (dan murah) untuk mendeteksi antibodi daripada mendeteksi virusnya itu sendiri. Antibodi diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap sebuah infeksi.

Bagi sebagian besar orang, diperlukan tiga bulan untuk antibodi berkembang. Dalam kasus-kasus langka, dapat memakan waktu hingga enam bulan. Selama “masa jeda” pada masa infeksi awal, seseorang menjalani masanya yang paling menular.


Berapa lama setelah potensi tertular sebelum saya diuji untuk HIV?

Pada umumnya, dianjurkan agar anda menunggu tiga bulan setelah kemungkinan terjangkit sebelum diuji untuk HIV. Walau tes antibodi HIV sangatlah peka, terdapat sebuah ‘masa jeda’ selama 3 hingga 12 bulan, yakni periode antara infeksi HIV dan munculnya antibody yang dapat terdeteksi terhadap virus tersebut. Untuk tes anti-HIV yang paling peka yang saat ini dianjurkan, periode jendela tersebut adalah sekitar tiga minggu. Masa ini dapat lebih lama jika kepekaan tes yang digunakan lebih rendah.

Selama masa jeda, orang yang terinfeksi HIV tidak memiliki antibodi di darah mereka yang dapat terdeteksi oleh tes HIV. Namun, orang tersebut mungkin telah mengidap kadar HIV tinggi di cairan tubuh mereka seperti darah, air mani, cairan vagina dan ASI. HIV dapat ditularkan ke orang lain selama masa jeda walau sebuah tes HIV mungkin tidak menunjukkan bahwa anda terinfeksi HIV.

Mengapa saya perlu menjalani tes HIV?

Mengetahui status HIV Anda memiliki dua manfaat penting. Pertama, jika anda HIV positif, anda dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan sebelum timbulnya gejala untuk mengakses perawatan, pengobatan dan layanan dukungan, sehingga dapat berpotensial memperpanjang hidup Anda selama bertahun-tahun.

Kedua, jika Anda tahun Anda telah terinfeksi, Anda dapat mengambil segala langkah pengamanan untuk mencegah penularan HIV ke orang lain.

Ketiga, penyedia layanan kesehatan dapat merekomendasikannya, misalkan jika Anda hamil dan ingin melindungi bakal-bayi Anda. Pengujian juga dapat direkomendasikan oleh penyedia layanan kesehatan Anda jika anda merasa tidak sehat, guna mendapatkan pemeriksaan medis yang lebih akurat.

Dimana saya dapat menjalankan pengujian?

Terdapat banyak tempat dimana Anda dapat diuji untuk HIV: di kantor dari dokter pribadi, di kantor kesehatan setempat, rumah sakit, klinik keluarga berencana dan tempat-tempat yang secara khusus menyediakan pengujian HIV. Selalu usahakan untuk mencari pengujian di tempat dimana disediakan konseling. Di beberapa masyarakat konseling dan pengujian di lingkungan rumah tersedia dan dapat mencakup konseling untuk pasangan dan dukungan untuk pengungkapan pasca-pengujian yang aman.

Apakah hasil tes saya bersifat rahasia?

Hasil dari pengujian HIV harus dirahasiakan penuh.

Persetujuan

Sebelum Anda melakukan uji HIV, Anda harus memberikan persetujuan sebelum diuji. Idealnya, persetujuan diberikan secara perorangan, secara pribadi, di hadapan petugas pelayanan kesehatan. Hal ini berarti penyedia layanan kesehatan Anda harus memberikan informasi pra-pengujian kepada Anda dan memberikan kesempatan bagi Anda untuk mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Anda.

Kerahasiaan

Terdapat berbagai macam pengujian yang tersedia:

Pengujian HIV secara rahasia: para profesional medis yang menangani uji HIV menjaga kerahasiaan hasil pengujian dalam catatan/rekam medis. Hasil pengujian tidak dapat diberikan ke orang lain kecuali dengan persetujuan tertulis dari pihak yang dites.

Pengujian HIV tanpa nama (anonim): nama orang yang dites tidak digunakan dalam pengujian tersebut. Melainkan, sebuah nomor kode diberikan untuk dites tersebut, yang memungkinkan orang yang dites tersebut untuk mendapatkan hasil tes. Tidak ada catatan yang dibuat yang dapat menghubungkan orang tersebut ke tes yang telah dilakukan.

Pembagian kerahasiaan dianjurkan dan merujuk pada kerahasiaan yang dibagi dengan pihak lain yang dapat mencakup anggota keluarga, orang-orang yang dicintai, perawat, dan teman-teman yang dipercayai.

Namun, kita harus berhati-hati ketika mengungkapkan hasil karena dapat menimbulkan diskriminasi dalam lingkungan layanan kesehatan, profesional dan sosial. Pembagian kerahasiaan oleh karena itu harus didasarkan keputusan pihak yang akan dites. Walau hasil uji HIV harus dirahasiakan, profesional lainnya seperti konselor dan petugas kesehatan dan sosial juga mungkin perlu untuk mengetahui status HIV positif seseorang guna dapat memberikan bantuan yang tepat.

Konseling

Setiap orang yang melakukan tes HIV harus menerima konseling ketika hasil tes diberikan, terlepas dari apa hasil tes itu sendiri. Anda selayaknya mendapatkan akses terhadap konseling pasca-tes, apapun hasil dari tes HIV tersebut. Konseling pra-tes merupakan komponen inti dari tes dan konseling sukarela awal yang dirancang untuk membantu klien menilai risiko-risiko pribadi lainnya dan untuk mengidentifikasi strategi-strategi praktis untuk menerima hasil tes. Model ini melihat konseling dan testing baik sebagai strategi pencegahan primer dan sekunder (mengurangi risiko terkena HIV dan penularan selanjutnya). Namun demikian, dalam banyak situasi informasi pra-tes secara berkelompok sekarang menggantikan konseling pra-tes secara individu.

Apa yang saya lakukan jika saya memiliki HIV?

Berkat metode perawatan yang baru, banyak orang yang memiliki HIV hidup lebih lama secara lebih sehat. Sangatlah penting untuk memastikan bahwa Anda mengunjungi dokter yang mengetahui cara menangani HIV. Seorang profesional kesehatan atau konselor HIV yang terlatih dapat memberikan konseling dan membantu anda menemukan dokter yang sesuai.

Dukungan dari teman-teman bisa sangat membantu penanganan HIV – tanya kepada konselor Anda.

Disamping itu, Anda dapat melakukan hal-hal berikut untuk tetap sehat:

  • Patuhi instruksi dokter anda. Penuhi janji kunjungan anda ke dokter. Jika dokter anda memberi resep obat, gunakanlah obat tersebut sesuai arahan.
  • Dapatkan imunisasi untuk mencegah infeksi seperti pneumonia dan flu (setelah konsultasi dengan dokter Anda).
  • Makanlah makanan yang sehat dan gunakan air minum yang aman.
  • Berolahraga secara rajin agar tetap kuat dan sehat.
  • Tidur dan beristirahatlah dengan cukup.

Anda juga perlu berusaha untuk:

  • Mengakses konseling secara individu yang dapat memberikan anda informasi mengenai opsi pencegahan, perawatan dan pengobatan.
  • Mencari bantuan untuk mengungkapkan hasil kepada pasangan dan mendapatkan konseling untuk pasangan.
  • Menindaklanjuti dengan tes dan konseling HIV bagi pasangan dan anak-anak Anda.
  • Ikuti nasehat dokter Anda tentang seks yang lebih aman dan pengurangan risiko.
  • Dapatkan pemeriksaan dan perawatan untuk penyakit-penyakit lainnya yang menular secara seksual.

Jika Anda sedang hamil, adalah penting agar Anda mendapatkan informasi mengenai pencegahan penularan dari ibu ke anak dan nasehat mengenai pemberian makanan kepada bayi.

Apa artinya jika hasil tes HIV saya negatif?

Sebuah hasil tes negatif memiliki arti bahwa tidak ada antibodi HIV ditemukan dalam darah Anda pada saat tes. Jika Anda negatif, pastikan bahwa tetap demikian: pelajari fakta-fakta tentang penularan dan pencegahan HIV, hindari perilaku yang tidak aman – lihat Fakta singkat mengenai pencegahan HIVuntuk informasi lebih lanjut.

Namun demikian, masih ada kemungkinan terinfeksi, karena dapat memakan waktu hingga tiga bulan bagi sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi yang cukup untuk menunjukkan infeksi dalam sebuah tes darah. Dianjurkan untuk dites ulang di kemudian hari, dan untuk mengambil langkah-langkah pengamanan untuk sementara waktu. Selama masa jeda, seseorang sangat berisiko menularkan virus, sehingga harus mengambil tindakan untuk mencegah kemungkinan penularan.

Continue Reading...

Fakta-fakta Singkat Mengenai Pencegahan HIV

Dimana HIV dapat ditemukan?

HIV terdapat di banyak cairan tubuh termasuk darah, air mani, cairan vagina dan ASI.

Bagaimana cara HIV ditularkan?

HIV ditularkan melalui:

§ Hubungan seks penetratif yang tidak aman (melalui vagina maupun anus) dan seks oral dengan orang yang telah tertular.

§ Transfusi darah menggunakan darah yang telah terkontaminasi.

§ Menggunakan suntikan, jarum atau alat tajam lainnya yang telah terkontaminasi.

§ Dari ibu yang telah mengidap HIV ke anaknya selama kehamilan, persalinan dan sewaktu menyusui.

Dapatkah saya tertular HIV melalui kontak biasa?

HIV tidak tertularkan melalui kontak sehari-hari dalam lingkungan sosial, sekolah atau tempat kerja. Anda tidak dapat tertular karena bersalaman dengan orang atau memeluk seseorang, menggunakan toilet yang sama atau minum dari gelas yang sama dengan seorang yang HIV-positif, bermain sport atau terkena batuk atau bersin seseorang yang hidup dengan HIV. Jadi, Anda tidak perlu takut berinteraksi dengan orang yang hidup dengan penyakit tersebut.


Bagaimana saya dapat mengurangi risiko terjangkit HIV melalui seks?

§ Tidak melakukan hubungan seks

§ Setia pada hubungan dengan seorang pasangan yang juga setia yang tidak memiliki perilaku berisiko

§ Melakukan hubungan seks yang non-penetratif

§ Menggunakan kondom pria atau wanita dengan benar setiap kali melakukan hubungan seks

Disamping hal-hal di atas, apakah saya dapat lebih jauh mengurangi risiko infeksi HIV melalui hubungan seks?

§ Tunda usia saat anda memulai menjalin seks

§ Kurangi jumlah pasangan seks Anda

§ Lakukan tes dan obati infeksi menular seksual (STI / sexually transmitted infections)

Bagaimana saya dapat mencegah penularan HIV dengan cara lain?

§ Hindari menyuntik obat-obatan, atau jika Anda memutuskan untuk menyuntik obat-obatan, selalu gunakan jarum atau suntikan sekali pakai.

§ Pastikan bahwa segala darah atau produk darah yang Anda butuhkan dites terlebih dahulu untuk HIV dan bahwa langkah keamanan darah telah dilakukan.

Apa yang dimaksud dengan seks yang ‘lebih aman’?

Tidak ada tindakan seksual yang 100% aman. Seks yang lebih aman memerlukan tindakan yang dapat mengurangi potensi penularan atau tertular STI, termasuk HIV, melalui hubungan seks. Menggunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seks dianggap sebagai seks yang ‘lebih aman’.

Seberapa efektifnya kondom dalam mencegah HIV?

Kondom pria dan wanita yang dijamin kualitasnya merupakan satu-satunya produk yang tersedia untuk melindungi diri terhadap STI, termasuk HIV. Jika digunakan secara benar setiap kali berhubungan seks, kondom merupakan cara yang terbukti efektif untuk mencegah penularan HIV pada wanita dan pria.

Namun demikian, selain dari menjauhi hubungan seks, tidak ada cara yang 100% efektif, dan penggunaan kondom tidak dapat menjamin perlindungan mutlak terhadap STI. Guna mendapatkan efek perlindungan kondom, mereka harus digunakan secara benar setiap saat. Penggunaan secara tidak benar dapat mengakibatkan lepasnya atau bocornya kondom, sehingga mengurangi efek perlindungannya.

Apa yang disebut sebagai kondom wanita itu?

Kondom wanita merupakan satu-satunya metode kontraseptif penghalang (barrier) yang dapat digunakan sepihak oleh wanita yang ada di pasaran saat ini. Kondom wanita merupakan lembaran karet kuat, lembut dan transparan yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seks. Alat ini menutup liang vagina secara penuh dan memberikan perlindungan terhadap kehamilan dan STI , termasuk HIV, jika digunakan secara benar setiap kali berhubungan seks.

Seberapa besar risiko tertular HIV dari ciuman?

Penularan melalui ciuman dengan mulut hampir tidak memiliki risiko; tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa virus ditularkan melalui air liur saat berciuman.

Seberapa besar risiko tertular HIV melalui tindakan di tubuh atau tato?

Risiko penularan HIV ada jika yang digunakan adalah alat yang tidak steril. Alat yang dimaksudkan untuk menembus kulit harus disterilkan terlebih dahulu dan digunakan hanya sekali, kemudian dibuang dan disterilkan kembali.

Seberapa besar risiko tertular HIV karena berbagi alat cukur dengan seseorang yang hidup dengan HIV?

Segala macam luka yang diakibatkan oleh benda non-steril, seperti pisau cukur, dapat menularkan HIV. Berbagi alat cukur, pisau atau benda tajam lainnya dengan orang lain tidaklah dianjurkan, kecuali jika benda tersebut disterilkan setelah setiap pemakaian.

Apakah bisa sama sekali aman untuk melakukan hubungan seks dengan seseorang yang HIV positif?

Tidak. Akan selalu ada risiko tertular ketika melakukan hubungan seks dengan seseorang yang HIV-positif. Risiko tersebut dapat dikurangi secara signifikan jika kondom digunakan dengan benar setiap kali melakukan hubungan seks.

Apakah aman bagi dua individu yang HIV-positif untuk melakukan hubungan seks secara eksklusif antara mereka berdua saja?

Tidak. Tidaklah aman bagi dua individu yang HIV-positif untuk melakukan hubungan seks satu sama lain tanpa pengaman, karena infeksi ulang dengan jenis HIV yang berbeda dan penularan STI lainnya dapat terjadi. Dianjurkan untuk selalu menggunakan kondom, bahkan jika kedua pasangan adalah HIV-positif.

Bagaimana penularan ibu ke anak dapat dicegah?

Penularan HIV dari ibu yang tertular ke anaknya dapat terjadi selama kehamilan, selama persalinan atau setelah persalinan melalui pemberian ASI. Risiko penularan ibu ke anak dapat dikurangi melalui cara-cara sebagai berikut:

§ Pengobatan dengan menggunakan obat antiretroviral

§ Operasi Cesar

§ Menghindari pemberian ASI, namun hanya jika pemberian makanan alternatif dapat diterima, dapat dilakukan, terjangkau, dapat terus dilakukan dan aman. Jika tidak, susu ASI eksklusif dianjurkan untuk dilakukan selama enam bulan pertama.

Bagaimana orang yang menyuntikan obat-obatan mengurangi risiko tertular HIV?

Orang yang menginjeksi obat-obatan memiliki risiko tinggi karena mereka dapat menginjeksi HIV secara langsung ke aliran darah mereka. Namun terdapat langkah-langkah tertentu yang dapat mereka ambil untuk mengurangi risiko:

§ Gunakan obat-obatan secara oral (yakni, beralih dari penggunaan obat-obatan melalui injeksi menjadi non-injeksi)

§ Jangan gunakan ulang atau gunakan jarum, suntikan, air atau peralatan narkoba yang telah digunakan oleh orang lain.

§ Gunakan alat suntik baru (yang diperoleh dari sumber yang terpercaya, misalnya toko obat program pertukaran alat suntik) setiap kali meracik dan menginjeksi obat-obatan.

§ Ketika meracik obat-obatan, gunakan air yang steril atau air yang bersih dari sumber yang terpercaya.

§ Gunakan olesan alkohol baru untuk membersihkan kulit sebelum menginjeksi.

Bagaimana cara para petugas kesehatan dapat membantu mencegah penularan dalam lingkungan pelayanan kesehatan?

Para petugas kesehatan perlu mematuhi Langkah-langkah Pengamanan Universal (Universal Precautions) yang merupakan suatu panduan pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk melindungi para petugas kesehatan dan para pasien mereka dari penyakit yang menyebar melalui darah dan cairan-cairan tubuh tertentu.

Langkah-langkah Pengamanan Universal meliputi:

§ Penanganan dan pembuangan benda tajam secara hati-hati (benda-benda yang dapat mengakibatkan luka gores atau tusukan, termasuk jarum, jarum suntik, pisau bedah dan pisau lainnya, perangkat infuse, gergaji, pecahan gelas dan paku)

§ Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan setelah segala prosedur

§ Penggunaan alat pelindung tangkal seperti sarung tangan, baju pelindung, celemek, masker dan gogel jika melakukan hubungan langsung dengan darah dan cairan tubuh lainnya

§ Pembuangan limbah yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh secara hati-hati

§ Penanganan secara hati-hati terhadap sarung ranjang dan pakaian yang terkena noda darah, cairan diare dan cairan tubuh lainnya.

Apa yang perlu Anda lakukan jika Anda merasa Anda telah terkena HIV?

Jika Anda merasa telah terkena HIV, Anda perlu dengan segera meminta pertolongan dari instansi kesehatan terdekat untuk mendapatkan konseling dan pengujian HIV. Anda perlu mengambil langkah-langkah pengamanan guna mencegah penularan HIV ke orang lain jika memang anda terinfeksi HIV.

Apakah yang disebut PEP?

Obat Antiretroviral dapat diberikan dalam jangka waktu 72 hari sejak terkena darah atau cairan tubuh yang potensial tercemar HIV guna mencegah konversi sero HIV. Ini disebut dengan istilah “proflaksis pasca-exposure untuk infeksi HIV (HIV-PEP). Namun demikian, HIV-PEP tidak 100% efektif, walau jika dimulai segera setelah terjangkit, sehingga sangatlah penting untuk berupaya untuk mengambil segala langkah untuk menghindari penularan HIV di saat awal.

Apakah HIV hanya menyerang pria yang berhubungan seks dengan pria lain dan orang yang menginjeksi narkoba?

Tidak. Siapa saja yang melakukan hubungan seks tanpa pengaman, menggunakan peralatan suntik yang tidak steril, atau menerima transfusi darah yang terkontaminasi dapat terinfeksi dengan HIV. Anak bayi dapat terinfeksi HIV dari ibu mereka selama kehamilan, selama persalinan atau setelah melahirkan melalui pemberian ASI. Secara gobal, 90% kasus HIV merupakan akibat dari transmisi seksual, dan 60-70% kasus HIV dapat terjadi diantara para pasangan heteroseksual (pasangan berbeda jenis kelamin).

Bisakah saya mengetahui apakah seseorang terkena HIV hanya dengan melihatnya?

Tidak, anda tidak dapat mengetahui apakah seseorang terkena HIV hanya dengan melihatnya. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat terlihat sehat dan merasa sehat, namun mereka masih dapat menularkan virus ke Anda. Sebuah uji darah merupakan satu-satunya cara seseorang dapat mengetahui bahwa dirinya terinfeksi HIV.

Apakah saya dapat mengidap lebih dari satu STI pada saat yang bersamaan?

Ya, Anda dapat mengidap lebih dari satu STI pada saat yang bersamaan. Setiap infeksi membutuhkan pengobatannya sendiri. Anda tidak dapat menjadi kebal terhadap STI. Anda dapat mengidap infeksi yang sama secara berulang-ulang. Banyak pria maupun wanita tidak merasakan gejala awal ketika mereka pertama kali terinfeksi STI, namun mereka masih dapat menularkan STI ke pasangan seksual mereka. Keberadaan STI juga dapat meningkatkan kerentanan Anda terhadap infeksi HIV.

Jika saya menjalani terapi antiretroviral, bisakah saya menularkan virus ke orang lain?

Terapi antiretroviral untuk HIV tidak mencegah orang yang terinfeksi menularkan virus ke orang lain. Terapi tersebut dapat menekan muatan virus di tingkat yang tidak terdeteksi, namun HIV masih ada di dalam tubuh dan dapat ditularkan ke orang lain melalui kontak seksual, dengan berbagi peralatan suntik, atau dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan atau pemberian ASI.

Apakah gigitan nyamuk membawa risiko infeksi HIV?

HIV tidak ditularkan melalui nyamuk atau gigitan serangga lain. Bahkan jika virus masuk ke seekor nyamuk atau serangga penghisap atau penggigit lainnya, virus terseut tidak dapat bereproduksi di dalam serangga. Karena serangga tidak dapat terinfeksi oleh HIV, serangga tidak dapat menularkan HIV ke manusia yang dihisap atau digigitnya.

Apakah sunat pada pria dapat mencegah penularan HIV?

Penelitian terkini menandakan bahwa sunat pada pria dapat mengurangi risiko terjangkit HIV melalui hubungan seksual. Namun tindakan tersebut tidak 100% efektif dan pria yang disunat masih bisa terinfeksi. Disamping itu, pria HIV positif yang disunat dapat menularkan ke pasangan seksual mereka. Sunat pada pria tidak dapat menggantikan metode pencegahan lainnya, namun perlu dipertimbangkan sebagai bagian dari strategi pencegahan yang komprehensif.


Sumber : UNAIDS

Continue Reading...

Follow The Author